Film Perempuan2 Liar

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Zona Malam - Membalikkan Keburukan Jadi Kebaikan. Bagaimana caranya membalikkan keburukan menjadi kebaikan. Dalam film drama komedi berjudul Perempuan2 Liar arahan Rako Prijanto, yang menurut rencana akan dirilis per tanggal 13 Oktober nanti, keburukan -sebagaimana dipertontonkan para pelakon utamanya- pada titik tertentu akan malih rupa menjadi kebaikan.



Demikian harapan atas film produksi MVP Pictures itu. Tapi, meski berjudul Perempuan2 Liar, jangan berharap akan mendapatkan gambaran tentang keliaran itu. Semua citra keliaran dalam film yang dibintangi artis debutan Maeeva Amin, dan Rina Diana, serta menjual Tora Sudiro dan Dallas Pratama sebagai jualan utama itu, ternyata digambarkan secara biasa-biasa saja.

Bombatisme judul, untuk kali sekian, tidak berbanding lurus dengan kenyataan jalan, juga cara penceritaannya. Semua mengalir dengan datar-datar saja. Bahkan kisah tentang dua sosok utamanya, dua perempuan nakal bernama Mey (Maeeva Amin), dan Cindy (Rina Diana) dialirkan dengan cara jauh dari citra keliaran yang sebenarnya.

Bahwa dua perempuan anak orang kaya itu gemar dugem, menghamburkan rejeki orang tuanya, berkarib dengan alkohol, dan oleh karenanya bebas melakukan apa saja yang diasuka, nyatanya keliaran itu tak lebih dari sekadar kenakalan remaja kebanyakan. Alias biasa saja. Jauh lebih nyata kehidupan remaja Jakarta, dan kota besar lainnya di Indonesia yang lebih liar dari cerita film ini, tapi tak terceritakan.

Kisah persaingan antara dua debt collector, yang mempertemukan secara berseberangan tokoh Rocky (Gari Iskak) versus Donm (Tora Sudiro), dan Mino (Dallas Pratama) juga tidak menjadikan keliaran menemukan rumahhnya. Apalagi kisah komedinya. Tidak seperti biasanya, Rako yang juga gemar menghadirkan komedi di sejumlah filmnya seperti Benci Disko (2009), Krazy Crazy Krezy (2009), Preman In Love (2009), Roman Picisan (2010), Pengantin Sunat (2010), kedodoran membangun komedi di film ini.

Dengan hanya mengandalkan Tora Sudiro, dan sesekali Gary Iskak di film ini, rasanya sulit menjaring penonton untuk menyaksikan film ini, bila diputar berbarengan dengan sejumlah film Hollywood yang akhir-akhir ini mulai rajin mengunjungi bioskop di negeri ini. Apalagi sekadar mengandalkan keaktrisan Maeeva yang baru sekali belajar berakting di depan kamera untuk konsumsi layar lebar di film Setan Facebook. Juga Riana Diana yang baru didapuk berlakon di film Kungfutilanak arahan Nayato Fio Nuala. Tapi, sebaimana pernah dikatakan pemerhati film Ipik Tanoyo, bisnis film sebagaimana bisnis dalam industri musik adalah judi, dan tidak yang benar-benar tahu hasil akhirnya, betapapun biasa bahkan buruknya karya yang dijual ke publik.

DI LIKE YA GAN
 
[CyberNews]

Dinda 06 Oct, 2011


--
Source: http://zonamalam.blogspot.com/feeds/3193568882877910665/comments/default
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Facebook Comment