Cara nge-Drug Cewe Cina Yang Extreme ( Full Pic )

Gila gan..beginilah aksi pecandu narkoba, pelakunya dalah seorang cewek.lihat bagaimana extreme-nya aksi ngedrug cewek ini..aje gile







Read More...

Kisah Perjuangan Dhea, Bocah Pengamen Kereta

Seorang anak kecil mencari nafkah di sela-sela kereta yang melaju kencang, menawarkan nyanyian dari bibir mungil yang kering karena panas memanggang. Seorang anak yang seharusnya bermain dengan penuh kegirangan, dipaksa jaman untuk berdendang hanya mengharapkan selembar uang demi memenuhi kebutuhan pangan dan sandang. Dhea yang baru berumur 11 tahun, seorang pengamen stereo di KRL Ekonomi Jakarta-Bogor yang sudah sejak dalam kandungan terbiasa dibawa ibunya mengamen di kereta, sehingga akhirnya mengamen stereo di kereta menjadi jalan hidupnya.

Di Dalam Gerbong


Sepanjang gerbong-gerbong di dalam KRL Ekonomi Jakarta-Bogor inilah Dhea menghabiskan hari-harinya mencari sedikit penghidupan untuk dirinya dan keluarganya. 11 tahun sudah Dhea hidup di dunia ini, 11 tahun itu juga Dhea menghabiskan hari-harinya dari gerbong ke gerbong dalam kereta Jakarta – Bogor bersama keluarganya, mengamen untuk hidup.

Ayah dan ibu Dhea dulunya juga pengamen di dalam kereta, hingga akhirnya mereka berkeluarga dan mempunyai anak, mereka tetap mengamen karena hanya inilah yang mereka bias. Maklum ayah dan ibu Dhea tidak lulus sekolah dasar, sehingga mereka tidak punya keterampilan apa pun yang bisa dijadikan modal untuk mencari pekerjaan.

Terbiasa dibawa orang tuanya mengamen di dalam kereta, karena alasan bila membawa anak kecil pendapatan menjadi lebih besar, membuat pekerjaan ini seperti telah mendarah daging dalam diri Dhea dan saudara-saudaranya, tanpa disuruh apalagi dipaksa untuk mengamen, Dhea dengan senang hati menawarkan dirinya untuk mengamen sendiri membantu keluarganya, saudaranya yang lain pun begitu. Terhitung sejak masuk sekolah dasar, Dhea dan saudara-saudaranya sudah dilepas orang tuanya untuk mengamen sendiri di dalam kereta, dimulai dari Stasiun Kereta Cilebut, Stasiun Kereta Bogor hingga Stasiun Kereta Manggarai lalu kembali lagi ke Stasiun Kereta Cilebut, istirahat sebentar kemudianmengulang kembali rute tersebut sampai kereta terakhir dari Stasiun Kereta Bogor menuju Jakarta yang singgah di Stasiun Kereta Cilebut pada pukul 21.00 WIB barulah Dhea bisa beristirahat.


Sekarang ini orang tua Dhea tidak lagi mengamen di dalam kereta, mereka sudah punya sebuah warung kecil di peron Stasiun Kereta Cilebut, yang modalnya juga didapatkan dari hasil mengamen keluarganya selama bertahun-tahun yang ditabung sedikit demi sedikit. Terkadang orang tua Dhea masih mengamen, tapi bukan di dalam kereta lagi, melainkan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Bersama anak-anaknya mereka berangkat dari rumahnya di Cilebut mengendarai motor sampai Pasar Induk pada pagi-pagi buta pukul 02.00 WIB. Tapi untuk pekerjaan yang satu ini, biasanya hanya mereka jalankan satu kali seminggu, selebihnya mereka menjaga warung dan hanya mengawasi anak-anak turun-naik kereta untuk mengamen.

Tidak tahu kenapa, tapi sepertinya orang tua Dhea tidak khawatir anak-anaknya suatu waktu akan tertimpa kemalangan yang buruk dikarenakan pengawasan yang minim selama anak-anaknya mengamen hingga jauh ke Manggarai, padahal mereka sendiri tahu Dhea dan adiknya, Dhita, pernah dua kali dipreteli perhiasannya dan diambil uang hasil mengamennya oleh orang jahat berjilbab yang berpura-pura baik hati menawarkan makan siang. Dhea sendiri dan saudara-saudaranya juga terkesan tak mau ambil pusing dengan kejadian yang pernah menimpanya itu, padahal anak-anak jalanan seperti Dhea dan saudara-saudaranya merupakan ladang yang subur untuk kejahatan.

Dhea dan Amplop-amplop Angpaunya


Dhea sedang membagikan amplop yang digunakan sebagai wadah untuk tempat menaruh uang pemberian para penumpang kereta kepadanya. Amplop-amplop ini di depannya sudah ditulisi kata-kata yang dapat membangkitkan simpati penumpang kereta terhadapnya, sehingga mereka tidak segan mengeluarkan uang untuknya.

Berebut Rezeki


Tidak hanya Dhea yang menggantungkan mata pencahariannya dari gerbong ke gerbong di dalam kereta. Ada ratusan pedagang dan pengamen lainnya yang juga mencari nafkah di sini. Walaupun rezeki sudah ditentukan oleh Tuhan, tak dipungkiri di sini setiap harinya terjadi perebutan rezeki karena terlalu banyaknya yang menggantungkan penghidupannya di dalam gerbong kereta.

Ketika ditanya mau sampai kapan terus mengamen di dalam kereta, Dhea menjawab, "gak tau.." dengan pandangan yang kosong. Hanya kakaknya yang pertama dan yang kedua yang sudah berhenti mengamen. Yang pertama karena sudah menikah dan dilarang suaminya untuk mengamen lagi, sedangkan yang kedua berhenti mengamen karena katanya malu sudah besar masih saja mengamen dan akhirnya memilih untuk berdagang minuman saja di kereta. Dhea dan dua saudaranya yang lain masih setia mengamen stereo di dalam kereta. Mungkin dikarenakan keluarga Dhea sudah merasa bahwa dari pekerjaan inilah mereka dapat hidup, sehingga sulit bagi mereka melepaskan pekerjaan ini.

Dhea dengan Mainannya


Walaupun setiap harinya Dhea harus mengamen untuk membantu kehidupan keluarganya, namun pada hakikatnya Dhea tetaplah seorang anak berumur 11 tahun yang masih suka bermain. Maka dengan pendapatannya dari mengamen stereo di kereta, Dhea bisa meminta dibelikan apa saja kepada orang tuanya, termasuk sebuah otopet mainan yang dibeli dari hasil mengamennya, tempat bermainnya pun tak jauh-jauh dari lokasi pencarian nafkahnya, stasiun kereta.

Untuk pendapatan, setiap harinya dari Dhea saja biasanya dapat menghasilkan Rp 20,000,- s/d Rp 50,000,-. Belum lagi dari dua saudara Dhea lainnya. Uang hasil mengamen ini mereka berikan seutuhnya kepada orangtuanya untuk nantinya dipakai membayar sekolah, membeli buku pelajaran, jajan dan kebutuhan hidup mereka lainnya. Walaupun terkesan sulit, tapi ternyata hidup mereka tidak benar-benar sesulit yang kita bayangkan, terbukti dari barang-barang yang mereka miliki dari hasil mengamen ini, seperti motor, mainan baru, telepon genggam sampai rumah. Pantas mereka tidak mau melepas pekerjaan ini. Inilah pilihan hidup mereka sendiri, dengan Dhea di dalamnya.

Read More...

Seekor Anjing Jadi Saksi di Sidang Pembunuhan

Sebuah sejarah luar biasa ditorehkan dalam perjalanan dunia peradilan di Perancis bahkan di dunia, saat sebuah pra persidangan kasus pembunuhan, hakim menghadirkan seekor anjing sebagai saksi. Anjing tersebut diharapkan dapat menuntun hakim kepada bukti-bukti dalam kasus tewasnya majikan si Anjing. Wanita berusia 59 tahun tersebut ditemukan tergantung pada langit-langit kamarnya di salah satu flat di Paris.


Sebenarnya pihak kepolisian meyakini bahwa kematian tersebut bukan pembunuhan melainkan bunuh diri, namun pihak keluarga berpandangan sebaliknya. Nah, anjing bernama Scooby tersebut menjadi satu-satunya saksi hidup yang berada di lokasi kejadian.

Scobby, demikian anjing itu dipanggil, diharapkan dapat menuntun hakim pada pembunuhan majikannya itu. Karenanya dalam hearing yang berlangsung di Nanteree, pinggiran kota Paris tersebut, Scooby menjadi peran utama. Ia terus menyalak sejak saat dipindahkan oleh seorang dokter hewan dari kandangnya menuju bilik saksi dalam prappersidangan itu.

Tak jelas apa yang dilakukan Scooby, namun hakim dalam pengadilan itu Thomas Cassuto memuji peran anjing kampung tersebut, yang menurutnya telah memberikan banyak bantuan dengan memberikan sinyal-sinyal yang penuh arti.

Namun pihak pengacara menyatakan hal yang bertolak belakang. Mereka meyakini tontonan konyol yang baru saja terjadi itu tak bisa membuktikan apa-apa. "Mungkin bukti dari manusila tak cukup bisa dipercaya, dan kini diperlukan bukti dari anjing," katanya. "Lagi pula, korban mati dua setengah tahun yang lalu, atau setara dengan 17 tahun dalam kehidupan seekor anjing. Apa yang bisa diingat anjing untuk kejadian yang sudah begitu lama?" sambungnya.

Sementara, jurubicara pihak pengadilan menegaskan, dihadirkannya anjing sebagai saksi merupakan kali pertama dalam sejarah peradilan di Perancis. "Ini merupakan pra-sidang, sebelum kasus digulirkan dalam persidangan yang sesungguhnya. Dan pada saatnya, hakim akan memutuskan apakah kasus ini layak untuk dilimpahkan ke meja hijau," ujarnya.

Read More...

Kisah Anak 6 Tahun, Memulung Demi Menghidupi Ayahnya yang Lumpuh


Satu lagi sebuah kisah yang sangat mengharukan dari Negeri Tirai Bambu, seorang anak kecil di Dajiyuan, menghidupi ayahnya yang lumpuh dengan menjadi seorang pemulung. Karena ayahnya lumpuh bertahun-tahun, anak yang baru berumur 6 tahun ini terpaksa memikul tanggung jawab rumah tangga. Selain setiap hari mencuci muka ayahnya, memijat dan memberi makan, dia masih bersama ibunya mengambil botol air mineral bekas sebagai tambahan pendapatan keluarga. Cerita Tse Tse ini banyak menyentuh hati teman di internet, hanya beberapa jam, sudah puluhan ribu orang yang mengkliknya.

Adegan yang mengharukan

Begitu sampai di rumah, Tse Tse langsung sibuk menyiapkan seember air, lantas dengan tangannya yang mungil ia memeras selembar handuk yang besar, karena handuk terlalu besar buat dia, Tse Tse membutuhkan 3 sampai 4 menit baru bisa mengeringkannya, kemudian dengan handuk itu dia menyeka wajah ayahnya dengan lap itu. Dia sangat teliti melapnya, sepertinya khawatir kurang bersih. Setelah selesai, Tse Tse kemudian berjingkat melap punggung ayahnya, di belakang, selesai semua, dengan puas dia tersenyum ke ayahnya.

Tse Tse tahun ini berumur 6 tahun, baru kelas 1 SD, tinggal di jalan Baoan, desa Nantong, papanya Xiong Chun pada 5 tahun lalu tiba-tiba menderita otot menyusut, di bawah leher semua lumpuh, untuk mengobati penyakitnya dia telah menghabiskan semua tabungannya. Sekarang, keluarga yang beranggotakan 3 orang ini hanya mengandalkan ibunya yang bekerja di pabrik, dengan penghasilan kecil itulah mereka bertahan hidup.

Di sekolah Houde, anak yang seumur dengannya dengan ceria bergandeng tangan dengan orang tuanya sambil berjalan, namun Tse Tse malah harus sekuat tenaga mendorong ayahnya pulang. Ketika mau menyeberang jalan, dia akan berhenti sejenak, menoleh kendaraan yang lalu lalang, setelah aman dia baru menyeberang. Setiap ketemu tempat yang tidak rata, Tse Tse harus mengeluarkan tenaga ekstra menaikkan roda depan, menarik kursi roda itu dari belakang, wajahnya yang mungil sampai terlihat kemerahan. Dari sekolah sampai rumah jaraknya sekitar 1.500 meter, harus ditempuh selama 20 menit.

Satu keluarga 3 orang menempati rumah 8 m2

Rumah Tse Tse adalah sebuah rumah dengan kamar kecil seukuran 8m2, hanya besi seng menutupi atap yang menghalangi cahaya masuk ke kamar, di atap tergantung sebuah lampu energi kecil. Dalam rumah penuh debu, yang paling mencolok adalah penghargaan Tse Tse yang tergantung di dinding. Terhadap sekeluarga yang pendapatan bulanannya hanya sekitar 1.000 RMB (Rp. 1,5 juta) bisa dikatakan, sebuah TV 21″ sudah merupakan barang mewah.



Sebuah ranjang atas dan bawah sudah memenuhi seluruh kamar, di atasnya penuh dengan barang pecah belah, hanya tersisa sedikit ruang kecil. Xiong Chun berkata, itu adalah ranjang Tse Tse. Sebuah meja lipat tergantung di dinding, itu adalah meja belajar Tse Tse, juga adalah meja makan keluarga.

Di samping pintu yang luasnya tidak sampai 1 m2, ada "dapur" yang dibuatnya sendiri, di samping kompor masih tersisa sebatang kubis. "Makanan dan minyak di rumah semua diberikan oleh teman mamanya, satu hari tiga kali makan, Cuma makan malam yang agak lumayan, di rumah jarang makan daging, namun setiap minggu mereka akan mengeluarkan sedikit biaya untuk mengubah kehidupan anaknya, namun setiap kali makan, Tse Tse akan membiarkan saya makan dulu, baru dia makan." Kata Xiong Chun.

Setiap hari memijat papanya 3 kali

Mama Tse Tse bekerja di pabrik, setiap siang hari dia akan menyisakan sedikit waktu pulang ke rumah menanak nasi untuk suaminya, setelah menyuapi dia segera balik ke pabrik bekerja, tanggung jawab merawat suaminya semua di bebankan ke pundak Tse Tse.

Xiong Chun memberitahu wartawan, setiap pagi jam 6.30 begitu jam alarm berbunyi, Tse Tse akan bangun, cuci muka dan sikat gigi, dia juga membantu papanya mencuci muka, selesai itu dia akan memijat tangan dan kaki papanya, kira-kira 10 menit. Pulang sekolah sore, dia akan memijat papanya lagi, malam setelah memandikan papanya, dia akan memijat papanya lagi, baru tidur.

"Agar bisa lebih banyak membantu mamanya, Tse Tse kadang-kadang ikut mamanya memungut barang bekas untuk menambah penghasilan keluarga. "Xiong Chun sangat sayang anaknya. Tetangga di sekeliling sangat terharu dan mengatakan: "Tse Tse sangat mengerti. Kita semua merasa bangga ada anak seperti ini."

Boneka 5 Yuan yang paling disukainya

Mama membawa dia memungut botol air bekas untuk menambah penghasilan. Suatu ketika, Tse Tse memungut satu mainan mobil plastik bekas di tempat sampah, dia bagaikan mendapat barang pusaka, setiap hari akan main sebentar dengan mobil plastiknya itu. Yang Xianfui berkata, kemarin mama dan anak pergi memungut besi bekas, bisa dijual 20 Yuan.


Tse Tse punya satu boneka kecil yang lucu, itu yang paling disayanginya. Malam hari juga mengendongnya tidur. "Dia melihat boneka itu di toko, beberapa kali dia memintanya, 5 Yuan, saya tidak tega terus, akhirnya saya nekat membelikannya," Kata Xiong Chun.

Begitu Tidak Boleh Sekolah, Langsung Menangis

Untuk mengirit biaya listrik,setiap hari begitu pulang sekolah Tse Tse akan memindahkan "Meja kecilnya" keluar, mengejar siang hari menyelesaikan PR-nya. "Uang sekolahnya setahun sekitar 3.000 sampai 4.000, kami tidak sanggup. Karena tidak ada uang, tahun ini saya juga melepaskan berobat lagi," kata Xiong Chun. Beberapa waktu yang lalu, dia berbicara dengan istrinya agar Tse Tse berhenti sekolah saja, Tse Tse begitu tahu langsung menangis.
Read More...

Linkin Park Rahasiakan Kedatangannya


Linkin Park

TEMPO Interaktif, Jakarta - Linkin Park, band asal Agoura Hills, California, Amerika Serikat, akan menggelar konser di Jakarta pada Rabu, 21 September 2011. Namun, Linkin Park yang dijadwalkan akan datang besok ke Ibu Kota meminta kepada pihak promotor untuk merahasiakan kedatangannya.

"Persiapannya sudah 110 persen, tinggal menunggu kedatangannya saja besok sore. Dia meminta saat mendarat, tiba, dirahasiakan," tutur Marketing Communication Big Daddy, Arief Ramadhoni, saat dihubungi Tempo, Selasa, 20 September 2011.

Menurut Arief, Linkin Park meminta tidak ada pengawalan yang berlebihan. "Dia meminta tidak ada pengawalan khusus, tapi kita tetap menyediakan. Dia tidak ingin penjemputannya terlihat mencolok saat di bandara," ujarnya.

Konser di Indonesia kali ini merupakan yang kedua kali bagi band ini. Sebelumnya, mereka berhasil menghibur penggemarnya pada tahun 2004 lalu.

Band yang digawangi Chester Bennington (vokal), Rob Bourdon (drum), Brad Delson (gitar), Dave Farell (bass), Joe Hahn (keyboard), dan Mike Shinoda (gitar) pada kali ini tidak mengajukan permintaan khusus untuk makanan khas Indonesia. "Mungkin karena mereka tidak stay, jadi tidak ada request F&B. Jadi, enggak rumit," tutur Arief.

Linkin Park dijadwalkan manggung besok di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pukul 20.00 WIB. Dalam konser yang bertema "A Thousand Suns World Tour" itu, mereka akan tampil tanpa latihan terlebih dahulu. "Karena waktunya juga, sore datang, siap-siap perform, selesai langsung ke bandara lagi," ujar Arief.

Sekitar 20.000 hingga 25.000 tiket konser ini telah terjual. Band yang telah menghipnotis para penggemarnya dengan lagu-lagunya seperti Crawling, In the End, Numb, Somewhere I Belong, dan What I've Done akan menyajikan konser yang lebih spektakuler dibandingkan sebelumnya.
Read More...

Kawanan Pencuri Tinggalkan Sedikit Uang, Karena Tahu Korbannya Miskin


Sekawanan pencuri masuk ke rumah seorang istri pensiunan berusia 91 tahun. Namun, setelah tahu jika pensiunan perempuan itu sungguh miskin maka pencuri itu meninggalkan uang sebanyak 500 roubles (Rp 153 ribu) agar ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian dilansir Daily Mail, Sabtu (30/7/2011).

Kawanan pencuri itu masuk ke rumah veteran perang Rusia di wilayah Kirovsky dan hanya mendapatkan janda berusia tua dengan benda-benda yang berhamburan. Tak ada benda yang hilang dan sejumlah uang pun ditinggalkan.

"Seluruh kotak saya dibuka, jendela dihancurkan, dan semuanya berantakan. Tak ada yang hilang dan sepertinya mereka tahu saya sangat miskin dan tak mengambil apapun serta meninggalkan uang," kata Zinaida Makarova.

"Uang ini akan membantu Anda," demikian tulis pesan itu. Polisi lokal bernama Anatoly Gorbunov belum pernah melihat hal seperti ini. "Saya belum pernah melihat hal ini dalam kurun waktu 40 tahun," katanya. Zinaida membingkai surat pencuri dan uangnya digunakan untuk membeli permen buat cicitnya.
Read More...

Pria Ini Cari Ilmu Hitam Dengan Ngubur Diri Sendiri

Cara ganjil Supriyanto, asal Dusun Damarsih, Desa Tanjung Anyar, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto untuk mendapatkan ilmu agak aneh. Dia menggali kuburan dan mengubur dirinya hingga menggemparkan warga setempat. Bagaimana ceritanya?

SUPRIYANTO, 25, asal Dusun Damarsih, Desa Tanjung Anyar, Kecamatan Mojoanyar tiba-tiba menjadi perhatian orang saat di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

Dia masuk UGD karena ulahnya sendiri yang dinilai tidak lazim. Ia nekat menguburkan dirinya di TPU yang berjarak 500 meter dari rumahnya.

Sekitar setengah jam dirawat, Supriyanto lalu dipindahkan ke ruang rawat inap. Selama dipindahkan, tubuh Supriyanto yang kurus tampak terlihat lemas, matanya sedikit terbuka. Begitu pula saat ia dibaringkan di ranjang, tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya.

Tidak ada penjelasan apapun dari dia terkait ulah nekatnya menguburkan diri.

Kapolsek Mojoanyar AKP Sukarni mengatakan hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan motif yang melatarbelakangi Supriyanto melakukan aksi nyleneh-nya.

''Saat ini ia (Supriyanto, Red) masih belum dapat dimintai keterangan, tubuhnya masih lemas dan dalam perawatan tim medis,'' terang Sukarni.

Terungkapnya perbuatan nyleneh Supriyanto sendiri bermula saat ada warga sekitar yang curiga melihat makam misterius yang ditemukan dua hari sebelumnya bergerak. Dari dalam tanah seperti ada yang bergerak dan bersuara. Merasa ada yang janggal, warga lalu melapor ke perangkat desa yakni kepada dusun.

''Oleh kepada dusun setempat, warga lalu membongkar makam misterius dan menemukan Supriyanto dalam keadaan lemas,'' terang Sukarni.

Saat ditemukan, Supriyanto mengenakan pakaian serbaputih layaknya jenazah yang dimakamkan. Namun bedanya, Supriyanto yang berkepala pelontos ini mengenakan peci berwarna putih dengan wajah yang tertutup kain putih.

Adanya dugaan bahwa Supriyanto ''ngelmu'' semakin menguat dengan ditemukannya sebuah kitab suci Alquran di sebelah tubuhnya.

Melihat hal ini, warga akhirnya melapor ke Mapolsek Mojoanyar. Beberapa saat kemudian, petugas dan mobil ambulans yang datang segera membawa Supriyanto ke UGD agar dilakukan perawatan medis.

Supriyanto sendiri di kalangan warga sekitar dikenal sebagai sosok yang pendiam. Sehari-harinya jarang dilewatkan di dalam rumah. ''Dia jarang ada di rumah, kalau datang paling-paling hanya malam hari saja,'' terang Sunadi, 51, tetangga sebelah rumah Supriyanto.

Tetangganya juga sering melihat Supriyanto berangkat ke musala untuk beribadah. Supriyanto sendiri adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ibu kandungnya sudah lama meninggal.

Di rumah, Supriyanto tinggal bersama ayahnya bernama Tajib, 50 dan dua saudaranya yakni Muji dan Yuyun.

''Selama ini ia (Supriyanto, Red) tidak bekerja, sehari-harinya hanya berkumpul dengan orang-orang tua, tapi tidak tahu siapa, kalau berkumpul dengan pemuda sini tidak pernah sama sekali, bahkan ke warung sebelah rumah pun jarang,'' terang tetangga Supriyanto lainnya.

Hal senada juga diungkapkan Toni, 19, tetangga Supriyanto. ''Dia memang kurang bergaul dengan anak sini, saya sendiri tidak begitu kenal dengan dia, anaknya pendiam,'' ujar Toni. Supriyanto diperkirakan berada di dalam makam selama semalam.

Sunadi mengatakan kalau saat ditemukannya makam misterius, Supriyanto berada di dalam rumah. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki apakah ada yang membantu Supriyanto melakukan aksinya. ''Tidak mungkin ia mengubur seorang diri, pasti ada yang membantu, yang jelas pihak kepolisian masih melakukan pengusutan,'' terang kapolsek.

Makam yang menggemparkan itu ditemukan Selasa (24/2) lalu. Warga penasaran karena menurut mereka warga sekitar tidak ada yang meninggal.

Penemuan makam misterius ini kali pertama ditemukan oleh juru kunci makam bernama Karnaku.

''Awalnya di sini tidak ada makam seperti ini, sekitar pukul 08.00 setelah saya mengantarkan cucu saya ke sekolah, saya melihat ada makam baru,'' terangnya.

Karena penasaran, ia pun melapor ke kepala dusun setempat. Oleh perangkat desa, kasus ini kemudian dilaporkan ke Mapolsek Mojoanyar.

Kabar munculnya makam misterius ini dalam waktu singkat menyita perhatian warga sekitar. Tidak hanya itu, warga lain desa pun mendatangi lokasi karena penasaran dengan makam misterius. Menurut Karnaku, ia tidak melihat ada orang mencurigakan pada malam hari yang mendatangi makam.

Makam misterius tersebut berada sekitar seratus meter dari pintu makam. Bagian tanah masih terlihat basah seperti baru dibuat. Dibagian atas makam, terdapat kendi dan taburan bunga.

Dari nisan tertulis nama Abdul Toib yang lahir pada tanggal 11 Desember 1925 dan meninggal pada tanggal 20 Februari 2009. Tulisan yang dibuat diatas kertas tersebut dilapisi plastik bundar berdiameter 2 sentimeter berwarna hijau.




Read More...